A.
DESKRIPSI ANGGARAN
Perencanaan adalah pandangan ke depan untuk melihat
tindakan apa yang seharusnya dilakukan agar dapat mewujudkan tujuan-tujuan
tertentu. Pengendalian adalah melihat ke belakang, menentukan apakah yang
sebenarnya telah terjadi, dan membandingkannya dengan hasil yang direncanakan
sebelumnya. Kemudian, perbandingan ini dapat digunakan untuk menyesuaikan
anggaran, yaitu melihat masa depan sekali lagi. Tampilan berikut
mengilustrasikan perencanaan, pengendalian, dan anggaran.
Komponen
kunci dari perencanaan adalah anggaran, yaitu rencana keuangan untuk masa
depan; rencana tersebut mengidentifikasi tujuan dan tindakan yang diperlukan
untuk mencapainya. Sebelum anggaran disiapkan, organisasi seharusnya
mengembangkan suatu rencana strategis. Strategi umum dapat diterjemahkan ke
dalam tujuan jangka panjang dan jangka pendek. Tujuan-tujuan ini membentuk
dasar anggaran. Sebuah sistem penganggaran memberikan beberapa manfaat untuk
suatu organisasi, di antaranya: (1) Memaksa para manajer untuk melakukan
perencanaan, (2) Menyediakan informasi yang dapat digunakan untuk memperbaiki
pengambilan keputusan, (3) Menyediakan standar evaluasi kerja, dan (4) Memperbaiki
komunikasi dan koordinasi.
B.
MENYIAPKAN ANGGARAN INDUK
Anggaran
induk (master budget) adalah rencana
keuangan komprehesif bagi organisasi secara keseluruhan. Anggaran induk
biasanya untuk periode satu tahun sesuai dengan tahun fiscal perusahaan.
Anggaran kontinu (continous budget)
adalah anggaran 12 bulan yang terus bergerak. Saat satu bulan anggaran
terlewat, satu bulan tambahan untuk masa mendatang ditambahkan sehingga
perusahaan selalu memiliki rencana masa 12 bulan di tangan mereka.
Komite
anggaran (budget committee) meninjau
anggaran, menyediakan petunjuk kebijakan dan tujuan anggaran, menyelesaikan
perbedaan yang timbul saat anggaran disiapkan, menyetujui anggaran akhir, dan
mengawasi kinerja actual organisasi seiring dengan berjalannya tahun. Pengontrol
biasanya berfungsi sebagai direktur anggaran (budget director), yaitu orang yang bertanggung jawab mengarahkan
dan mengoordinasikan proses anggaran organisasi secara keseluruhan.
Anggaran utama dapat dibagi dalam anggaran
operasional dan keuangan. Anggaran operasional (operational budget) mendeskripsikan aktivitas yang menghasilkan
pendapatan bagi suatu perusahaan: penjualan, produksi, dan persediaan barang
jadi. Hasil akhir anggaran operasional adalah perkiraan laporan laba rugi.
Anggaran keuangan (financial budget) memerinci
aliran masuk dan keluar kas, serta posisi keuangan seara umum yang diperlihakan
dalam anggaran kas. Anggaran operasional disiapkan terlebih dahulu daripada
anggaran keuangan.
1.
Menyiapkan Anggaran Operasional
Anggaran
operasional terdiri atas perkiraan laporan laba rugi yang disertai dengan
laporan pendukung berikut:
a)
Anggaran Penjualan
Anggaran
penjualan (sales budget) adalah
projeksi yang disetujui komite anggran yang menjelaskan penjualan yang
diharapkan dalam satu unit dan uang. Langkah pertama yang dilakukan adalah
mengembangkan prediksi penjualan. Hal ini biasanya adalah tanggung jawab
Departemen Pemasaran dengan menggunakan pendekana dari bawah ke atas (bottom-up approach) yang mensyaratkan
setiap tenaga penjualan memberikan prediksi penjualan yang kemudian membentuk
suatu prediksi jumlah penjualan. Prediksi penjualan tersebut diberikan kepada
komite anggaran untuk dipertimbangkan.
b)
Anggaran Produksi
Anggaran
Produksi (production budget)
menjelaskan banyaknya unit yang harus diproduksi untuk memenuhi kebutuhan
penjualan dan kebutuhan persediaan akhir. Jika tidak terdapat persediaan awal
dan persediaan akhir, produk yang akan diproduksi akan sama dengan unit yang
dijual. Hal ini akan menjadi kasus untuk perusahaan JIT (just-in-time manufacturing). Untuk menghitung unit yang akan
diproduksi, dibutuhkan penjualan unit serta unit untuk persediaan awal dan
persediaan akhir barang jadi. Dua hal yang harus diperhatikan, yaitu (1)
persediaan asal untuk satu kuartal selalu sama dengan persediaan akhir kuartal
sebelumnya, dan (2) kolom tahun bukanlah hanya berupa penambahan jumlah keempat
kuartal tersebut.
c)
Anggaran Pembelian Bahan Baku Langsung
Anggaran pembelian bahan baku langsung (direct materials purchases budget)
menyatakan jumlah dan biaya bahan baku yang dibeli tiap periode; jumlahnya
bergantung pada perkiraan penggunaan bahan baku dalam produksi dan persediaan
bahan baku yang dibutuhkan perusahaan. Pembelian dapat dihitung sebagai
berikut:
d)
Anggaran Tenaga Kerja Langsung
Anggaran
tenaga kerja langsung (direct labor
budget) menunjukkan jumlah jam tenaga kerja langsung yang dibutuhkan dan
biaya terkait yang berhubungan dengan jumlah unit dalam anggaran produksi.
e)
Anggaran Overhead
Anggaran
overhead (overhead budget) menunjukkan biaya yan diharapkan dari semua
komponen produksi tidak langsung. Terdapat serangkain aktivitas dan penggerak
yang terkait. Komponen individual yang akan berbeda diidentifikasi. Selain itu,
perkirakan jumlah yang diharapkan akan dihabiskan pada tiap komponen per unit
aktivitas. Kemudian, tariff-tarif individual yang dihasilkan dijumlah untuk
memperoleh suatu tariff overhead
variabel.
f)
Anggaran Persediaan Akhir Barang Jadi
Anggaran
persediaan akhir barang jadi (ending
goods inventory budget) memberikan informasi yang dibutuhkan untuk neraca
dan juga bertindak sebagai input
penting untuk persiapan anggaran harga pokok penjualan.
g)
Anggaran Harga Pokok Penjualan
Anggaran
harga pokok penjualan (cost of good sold
budget) mengungkapkan harga yang diharapkan untuk barang yang akan dijual.
Laporan harga pokok penjualan adalah laporan terakhir yang diperlukan sebelum
anggaran laporan laba rugi dapat disiapkan.
h)
Anggaran Beban Penjualan dan Administrasi
Anggaran
beban penjualan dan administrasi (selling
and administrative budget) menguraikan pengeluaran yang direncanakan untuk
aktivitas nonproduksi. Sama halnya dengan overhead,
beban penjualan, dan administrasi dapat dibagi dalam komponen tetap dan
variabel. Komponen-komponen seperti komisi penjualan, pengiriman, dan
perlengkapan berubah sesuai dengan aktivitas penjualan.
2.
Menyiapkan Anggaran Kas
Anggaran
yang tersisa dalam anggaran induk adalah anggaran keuangan. Anggaran keuangan
yang biasanya disiapkan adalah anggaran kas, anggaran neraca, dan anggaran
untuk pengeluaran modal.
a)
Anggaran Kas
Kas yang tersedia
terdiri atas saldo kas awal dan perkiraan penerimaan kas. Perkiraan penerimaan
kas meliputi semua sumber kas pada periode yang dipertimbangkan. Sumber utama
kas adalah dari penjualan. Bagian pengeluaran kas mendaftar semua pengeluaran
kas yang direncanakan periode tertentu. Semua beban yang tidak menyebabkan
keluarnya kas tidak dimasukkan dalam bagian pengeluaran daftar, misalnya
penyusutan dan bunga pinjaman jangka pendek.
Garis kelebihan atau
kekurangan kas membandingkan kas yang tersedia dengan kas yang dibutuhkan. Kas
yang dibutuhkan adalah jumlah pengeluaran kas plus saldo minimum kas yang
diminta kebijakan perusahaan. Kekurangan kas terjadi jika jumlah kas yang
tersedia kurang dari kas yang dibutuhkan. Dalam hal ini, pinjaman jangka pendek
akan dibutuhkan. Di lain pihak, dengan kelebihan kas, perusahaan mampu membayar
kembali pinjaman dan mungkin membuat beberapa investasi sementara. Bagian akhir
anggaran kas terdiri atas pinjaman dan pembayaran kembali. Bagian ini
menunjukkan jumlah yang perlu dipinjam jika terdapat suatu kekurangan. Ketika
terjadi kelebihan kas, bagian ini menunjukkan pembayaran kembali yang
direncanakan, termasuk beban bunga.
Anggaran
Kas
|
|
Saldo awal
kas
|
xxx
|
Ditambah: Penerimaan
kas
|
xxx
|
Kas yang
tersedia
|
xxx
|
Dikurangi:
Pengeluaran kas
|
xxx
|
Dikurangi:
Minimum saldo kas
|
xxx
|
Kelebihan
(kekurangan) kas
|
xxx
|
Ditambah:
Kas dari pinjaman
|
xxx
|
Dikurangi:
Pembayaran kembali Pinjaman
|
xxx
|
Ditambah:
Saldo minimum kas
|
xxx
|
Saldo akhir kas
|
xxx
|
b)
Neraca yang Dianggarkan
Neraca
yamg dianggarkan bergantung pada informasi yang terkandung dalam neraca saat
ini dan yang berada pada anggaran lain di anggaran induk. Anggaran individual
adalah anggaran yang membentuk anggaran induk sehingga hubungan kebergantungan
satu sama lain atas anggaran komponen menjadi jelas.
C.
MENGGUNAKAN ANGGARAN UNTUK EVALUASI KINERJA
Dua pertimbangan utama harus diperhatikan agar dapat
digunakan dalam evaluasi kinerja. Pertama adalah menetapkan bagaimana jumlah
yang dianggarkan seharusnya dibandingkan dengan hasil actual. Pertimbangan
kedua melibatkan dampak anggaran atas perilaku manusia. Anggaran yang
ditentukan perusahaan belum tentu sama dengan tingkat aktualnya sehingga
perusahaan dapat menyiapkan anggaran fleksibel.
1. Anggaran Statis
versus Anggaran Fleksibel
Anggaran statis adalah anggaran untuk tingkat aktivitas tertentu.
Karena anggaran statis bergantung pada tingkat aktivitas tertentu, anggaran
statis ini tidak terlalu berguna untuk menyiapkan laporan kinerja. Anggaran fleksibel adalah anggaran yang
memungkinkan suatu perusahaan menghitung perkiraan biaya dalam suatu tingkaat
aktivitas. Kunci untuk penganggaran fleksibel adalah pengetahuan atas biaya
tetap dan variabel. Dua jenis penganggaran fleksibel adalah penganggaran untuk
tingkat aktivitas yang diharapkan dan penganggaran untuk tingkat aktivitas
actual.
Perbedaan
antara jumlah actual dan jumlah anggaran fleksibel disebut variansi anggaran
fleksibel. Anggaran fleksibel menyediakan suatu ukuran efisiensi dari seorang
manajer sedangkan anggaran statis mewakili tujuan-tujuan tertentu yang ingin
dicapai perusahaan. Seorang manajer dikatakan efektif jika tujuan dijelaskan
dengan anggaran statis tercapai atau terlampaui.
2.
Dimensi Perilaku dari Anggaran
Status
keuangan dan karier dari seorang manajer dapat dipengaruhi oleh anggaran yang
ada baik pengaruh positif maupun negative. Sejalanya tujuan manajerial dan
tujuan organisasional sering disebut sebagai kesesuaian tujuan (goal congruence). Perilaku disfungsional
adalah perilaku individual yang pada dasarnya bertentangan dengan tujuan
organisasi. Beberapa fitur penting yang akan mendorong perilaku positif pada
tingkat yang wajar meliputi:
a)
Umpan Balik yang Sering Atas Kinerja. Para manajer menyediakan laporan kinerja secara
sering dan tepat waktu sehingga dapat mengukur keberhasilan usaha mereka.
b)
Insentif Uang dan Bukan Uang. Cara yang digunakan organisasi untuk memengaruhi
manajer agar melakukan lebih banyak usaha dalam mencapai tujuan organisasi
disebut insentif. Insentif uamg digunakan untuk mengendalikan kecenderungan
seorang manajer untuk melalaikan dan membuang-buang sumber daya dengan
menghubungkan kinerja anggaran pada kenaikan gaji, bonus, dan promosi. Insentif
bukan uang termasuk memperkaya pekerjaan, meningkatkan tanggung jawab dan
otonomi, penghargaan nonuang, dan lain-lain.
c)
Anggaran Partisipatif. Anggaran partisipatif memungkinkan para manajer
tingkat bawah untuk turut serta dalam pembuatan anggaran daripada membebankan
anggaran kepada para manajer tingkat bawah. Anggaran partisipatif memiliki tiga
potensi masalah: (1) menetapkan standar yang terlalu tinggi atau terlalu
rendah, (2) membuat kelonggaran dalam anggaran, an (3) partisipasi semu.
d)
Standar yang Realistis. Anggaran seharusnya mencerminkan realita
operasional, seperti tingkat aktivitas actual, perubahan musiman, efisiensi,
dan tren ekonomi umum. Anggaran fleksibel digunakan untuk memastikan biaya yang
dianggarkan dapat dibandingkan secara realistis dengan biaya untuk tingkat
actual.
e)
Keterkendalian Biaya. Biaya yang dapat dikendalikan adalah biaya yang
tingkatnya dapat dipengaruhi oleh manajer. Jika biaya yang tidak dapat
dikendalikan muncul dalam anggaran manajer tingkat bawah untuk membantu mereka
memahami bahwa biaya tersebut juga perlu dicakup, maka mereka seharusnya
dipisahkan daru biaya yang dapat dikendalikan dan disebut tidak dapat
dikendalikan.
f)
Berbagai Ukuran Kinerja. Penekanan yang berlebihan dapat mengarah pada
bentuk perilaku disfungsional yang disebut memerah sumber daya perusahaan atau
eksploitasi. Perilaku eksploitasi muncul ketika seorang manajer mengambil
tindakan yang memperbaiki kinerja anggaran dalam jangka pendek, tetapi
memperburuk jangka panjang bagi perusahaan.
D.
ANGGARAN BERDASARKAN AKTIVITAS
Anggaran
berdasarkan aktivitas mengidentifikasi aktivitas, permintaan akan output
aktivitas, dan biaya sumber daya yang dibutuhkan untuk mendukung output
aktivitas yang diminta. Perbedaan prinsip dalam pendekatan berdasarkan
aktivitas adalah daftar terperinci atas aktivitas dan perkiraan biayanya dalam
kategori overhead, penjualan, dan
administrasi. Anggaran berdasarkan aktivitas berpotensi lebih akurat daripada
anggaran tradisional karena berfokus pada ukuran output untuk tiap aktivitas,
kemudian memungkinkan seorang manajer untuk memahami perilaku biaya dengan
tingkat yang jauh lebih terperinci. Anggaran fleksibel aktivitas juga lebih
akurat karena menggunakan rumusan biaya yang bergantung pada ukuran output tiap
aktivitas.